Saturday, March 23, 2013

Kekeliruan Konsumsi Obat Yang Sering Terjadi dan Berakitbat Fatal

Share by nia prihantini
Jakarta - Obat diresepkan untuk mengatasi atau meredakan gejala penyakit. Di dalamnya terdapat senyawa-senyawa kimia yang sudah ditakar dalam dosis tertentu agar aman dan berkhasiat jika digunakan sesuai petunjuk. Namun ada kalanya terjadi kesalahan yang membahayakan kesehatan.

Dokter bertugas menulis resep lalu obat diracik oleh apoteker sebelum diberikan kepada pasien. Tapi pada kenyataannya, ada beberapa kekeliruan yang bisa terjadi. Di AS saja, ada lebih dari 1,5 juta kesalahan obat setiap tahun yang berpotensi bahaya menurut Institute of Medicine.

Seperti dilansir Real Simple, Kamis (21/3/2013) beberapa kesalahan yang sering dilakukan yaitu:



1. Apoteker Keliru Meracik Obat
Diperkirakan, ada 1 kesalahan dari setiap 20 resep yang diracik apoteker di AS, demikian menurut data Institute for Safe Medication Practices (ISMP). Apoteker bisa keliru membaca nama obat pada resep atau keliru mengambil botol obat.

Misalnya, dokter meresepkan Lamisil untuk infeksi kuku namun pasien menerima Lamictal, obat yang digunakan untuk mengobati kejang karena namanya mirip. Pastikan selalu mengecek kepada apoteker apakah obat yang diterima sudah sesuai dengan resep yang diberikan dokter.

2. Tak Membaca atau Mengikuti Instruksi pada Label Kesalahan lain yang banyak terjadi adalah pasien tidak membaca pamflet yang termuat bersama obat. Biasanya orang malas membaca karena berisi istilah-istilah yang tak mudah dipahami, padahal informasi itu sebenarnya penting.

Sebelum meninggalkan meja apotek, tanyakan kepada apoteker mengenai hal-hal yang perlu diketahui, misalnya dosis yang tepat, bolehkah diminum setelah atau sebelum makan dan sebagainya. Cari tahu juga tentang efek samping obat.

3. Tidak Bisa Membedakan Obat
 Ada beberapa nama obat yang terdengar dan memiliki nama yang mirip. Sebaiknya bedakan obat-obat ini dengan cara memberikan label yang mudah terbaca. Beberapa nama obat yang tercampur baur dan sulit didbedakan adalah;

Adderall untuk mengobati ADHD mirip dengan Inderal untuk hipertensi. Cafergot untuk migrain mirip dengan Carafate untuk borok. Celexa untuk depresi mirip dengan Celebrex untuk arthritis. Doribax untuk infeksi ginjal mirip Zovirax untuk herpes simpleks. Sarafem untuk PMS mirip Serophene untuk infertilitas.

6. Konsumsi Makanan yang Berinteraksi dengan Obat
Makanan tertentu dapat mengganggu kinerja obat, misalnya grapefruit. Grapefruit bukanlah anggur, tapi juga tidak dapat disamakan dengan jeruk Bali. Buah ini adalah jeruk besar berkulit oranye dengan daging merah keunguan seperti anggur.

Grapefruit dapat menghalau enzim yang memetabolisme obat tertentu seperti antihistamin, obat tidur, obat anti kecemasan dan obat penurun kolesterol dan tekanan darah. Beberapa makanan lain yang tak boleh diminum bebarengan obat adalah susu dan produk fermentasi.


Sumber : http://health.detik.com/read/2013/03/21/145304/2200110/766/7/kesalahan-minum-obat-yang-sering-dilakukan-tapi-berakibat-fatal#bigpic
 

No comments:

Post a Comment